Monday, October 26, 2020

Fall Rhapsody

Hujan-salju mulai turun pagi ini

Ke-indah-an daun pohon-mu mulai hilang

tahun depan akan kembali lagi

Perputar-an abadi yang berulang


Fall Rhapsody in Ottawa, October 2020 , more photos




It started snowing this morning

The beauty of your tree leaves is starting to disappear

next year it will be back again

Eternal cycle that repeats itself

Thursday, August 20, 2020

Bethlehem and Holy Sepulchre

Bethlehem and Holy Sepulchre

Hari 2: Rabu, May 28, 2014

 - Betlehem the Birthplace of Jesus 

Beth=rumah     lehem=roti   Yesus lahir di palungan, manjatoya.  manja=makan. Maksudnya Yesus lahir di tempat makanan.

Dipinggir danau Galilea, Yesus menyatakan Ia adalah roti Hidup. Manusia tak dapat hidup hanya dengan roti. Agar kita hidup sejati bahagia.

 # Shepherd's Fields: the scene where the angel of the Lord visited the Shepherds and informed them of Jesus birth

Misa di Bet Sahour: tempat menginap gembala, dekat padang gembala.

Ekaristi adalah ritual terima kasih.  Yesaya: rencanamu bukan rencanaKu ......... Sebagai orang Katholik kita mencari kekayaan sejati yakni sumber kehidupan: Tuhan Yesus.

# Basilica of the Nativity: the Basilica is dedicated to the Holy Mother of God, located at the traditional site of Jesus's birthplace.

  Nativity church direbut dari Orthodox Junani .... rsia Namun Iran yg menghancurkan Betlehem, tetap mempertahankan tempat ini karena ada gambar 3 raja dimana salah 1 raja berpakaian Persia.

Pintu gerbang yang tinggi dirubah menjadi pendek,agar  orang berkuda tidak dapat  masuk.

Yang kiri: tempat kelahiran Yesus, yang kanan: tempat palungan.

# St. Catherine Church

. The Chapel of the Innocents: makam bayi2 yang dibunuh oleh Herodes

. The Chapel of Holy Family: Keluarga Kudus: St. Joseph sebagai pelindung

 #- Milk Grotto Chapel (Bunda Maria menyusui Yesus).

. Patung memperlihatkan St. George berperang melawan dragon.

. Patung Elijah waktu diburu2 lari kehutan, Tuhan menyuruh burung memberi makan nabi Elijah.

. St. Hironimus -pujangga gereja-  tinggal ditempat ini selama 20 tahun untuk menulis kitab suci.

-Via Dolorosa (walk along the Stations of the Cross)

- Church of the Holy Sepulchre

!! Tempat Yesus diturunkan dari salib.(square rock)

!! Tempat Yesus dimakamkan dan bangkit

!! Tempat Kayu Salib Yesus ditanam

 Yesus dikuburkan diluar kota, namun tembok kota dapat berubah (berpindah tempat), maka kuburan Yesus didalam kota letaknya (kuburan Yusuf Arimathea)

Tempat kenaikan Jesus di Mount of Olives,  1 km dari Golgota, karena pada Sabat, orang  hanya boleh berjalan 1 km.

Wednesday, August 19, 2020

Blue-Bird taxi driver


Tinam, Mita, Pintor and me, Klinik Baruna, Jakarta, 30 Oct 2016


We, Pintor, Tinam and I chatted together in the co-ass residents room of the Obs-Gyn Department, FKUI RSCM (Dec 1974)

"Nam, does Blue Bird still need taxi drivers?"

"Yes. Who wants to work?"
"It's me"

"Ah, that's right... OK, if you want it, you need to have a General A driving licence (SIM). Later, when you have a SIM, let me know."

I knew it from Gilbert Supartono Sinay, now a neurologist and current Air Force Major, who already drove as a Blue Bird taxi driver. I quickly got an A-General SIM, because of connections from Cinga (cicik tengah) drg. Cathrien Indradjaja, who worked at Komdak-VII.

My Obs-Gyn Department was the last co-assistant residency before I became a medical doctor, 26 December 1973. I asked Tinam, Purnomo Prawiro, director of Blue Bird.

"Pet, come to the BB (Blue-Bird) office, to be tested at 10 am."

I came to the BB office, on Jl. HOS Cokroaminoto. Finally, after waiting for more than 4 hours, at 2 pm, Mrs. Djoko came out with a male employee to meet me. Mrs. Djoko said:

"Let's test drive." 

I drove a BB taxi, accompanied by a male employee and Mrs. Djoko sat in the back. 
Hooray, I passed this driving test conducted by the CEO of Blue-Bird herself !

"When do you want to work?

"As soon as possible, ma'am." , I said glowing gratefully.

"Okay. Tomorrow morning you go to jl. Angkasa, near Kemayoran. Bring this letter."

The next day for three months, from December 1973 to February 1974, I became a Blue Bird Taxi driver.  Blue sky Holden car. I worked from 8 am in the morning up to 10 pm. Because of my enthusiasm, I often asked to work five days a week. I just realized that waiting for 4 hours was a test of patience that a taxi driver must have. I often have to wait a long time when picking up customers. Thank you, Mrs. Djoko.

While driving as a taxi-driver, I met Anjar Asmara (soccer player), tourists from various countries, office workers and several doctors, my teaachers...

Becoming a Blue Bird taxi driver was truly a meaningful and unforgettable experience for me.

please click here at ......  More photos Tinam & friends in Baruna 2016

Sunday, August 2, 2020

Ompung-Manis always accompanies me

Saya lahir di Lahat, Sumatera Selatan,1949. Tentara Belanda sudah pergi, tetapi tentara Republik belum masuk. Lahat menjadi daerah tak bertuan. Engkong Hong Tjiang sengaja membersihkan satu-satunya senjata api pistol, yang diperolehnya sewaktu bekerja di Perusahaan Batubara Buki Asam, Tanjung Enim. Di depan rumah, agar orang melihat. Namun demikian kami semua ketakutan, karena tiap hari, mendapat berita penculikan dan lain-lain.
Ringkasan singkat hidup saya yang selalu di tolong Ompung-Manis:
Tahun 1951 awal, saya di bawa ke Jakarta naik kapal laut melalui Palembang.
Waktu itu saya berumur 1 tahun lebih. Ingin di buang ke laut Jawa.
Saat itu dalam perjalanan Palembang ke Jakarta, saya rewel menangis
terus karena ada banyak bisul di kepala. Mama saat itu sedang hamil
muda, tak tahan mendengar-nya. Untunglah si-embok kesayangan
mengendong, dan memeluki saya terus. :
" Jangan Nyonya-muda, jangan Nyonya-muda, jangan......"
cerita ini saya dapat dari adik mama, Lak-i Ting.
Saya didorong ke bak-baru-septic-tank penuh berisi air oleh
teman sebaya. Saat itu saya tenggelam, dan semua lari menangis
ketakutan, sambil jerit-jerit :" Si Emping, si Emping.."
Untunglah ada pak Achmad, tukang batu liwat. Ia
mengangkat saya dari bak itu, sebelum mama datang menolong.
Waktu mapram fkui. Ditolong Sujoko Prajitno Tedjowinoto,
sekarang dokter bedah terkenal di Jakarta.
Waktu di Manado, isteri dan saya bisa mengasuh anak dalam hidup
sederhana, menanam singkong, jagung, pisang, mangga dan duren.
Pelihara ayam, kelinci dan babi. Naik kapal kayu dari Manado-Tahuna,
dengan penumpang yang dua kali kapasitas kapal. Syukurlah
tidak terjadi bahaya angin ribut.
dan terutama yang kedua terakhir:
2009: kebakaran di rumah Boundary. Saya masuk untuk memadamkan
api dg handuk basah, api mengecil, tapi masih ada sedikit. Kembali
lagi dengan handuk basah, lalu api menyambar baju2 di closet, terus
timbul api besar sekali. Untung saya masih bisa membuka pintu yang
tertutup sendiri dan mata menjadi 'buta' silau. Setelah diluar baru
kaget sekali, bahwa ada fireplace di sebelah, yang tidak meledak.
2020: Yokohama, sambil menunggu karantina di cruise Diamond Princess,
saya jatuh sakit. Sakit begitu hebat sampai mati suri, seperti yang
dikatakan dokter dan dari hasil laboratorium.
Semuanya terjadi karena Tuhan Jesus itu hidup, dan selalu menemani.
Saya panggil sayang-sayang Ompung-Manis kepada-NYA.

I was born in Lahat, South Sumatra, 1949. The Dutch army had left,
but the Republic army had not yet entered. Lahat became a no man's land.
Engkong Hong Tjiang deliberately cleaned the only firearm, a pistol,
which he obtained while working at the Buki Asam Coal Company,
Tanjung Enim, in front of the house, so that people would see. However,
we were all afraid, because every day, we received news of kidnappings and so on.

A brief summary of my life that was always helped by Ompung-Manis:
Early in 1951, I was taken to Jakarta by ship via Palembang.
At that time I was over 1 year old. They wanted to throw me into the Java Sea.
At that time, on the way from Palembang to Jakarta, I was fussy and
cried continuously because I had many boils on my head. My mother was
pregnant at that time, and couldn't bear to hear it.
Luckily my beloved Mbok carried me and hugged me continuously.
"Don't, young lady, don't, don't...."
I got this story from my mother's younger sisters, Auntie Ting.
I was pushed into a new septic tank full of water by my peers.
At that time I drowned, and everyone ran away crying in fear,
while screaming: "Si Emping, si Emping.." Luckily there was Mr. Achmad,
a bricklayer. He lifted me from the tank, before my mother came to help.
During the FKUI mapram. Helped by Sujoko Prajitno Tedjowinoto,
now a famous surgeon in Jakarta.
While in Manado, my wife and I were able to raise children in a simple
life, planting cassava, corn, bananas, mangoes and durians.
Raising chickens, rabbits and pigs. Riding a wooden ship from
Manado-Tahuna, with over-flow passengers twice the ship's capacity.
Thank goodness there was no danger of a hurricane.

and especially the last two:
2009: a fire at the Boundary house. I went in to put out the fire with
a wet towel, the fire got smaller, but there was still a little. Back
again with a wet towel, then the fire caught the clothes in the closet,
then a huge fire broke out. Luckily I was still able to open the door
that had closed by itself and my eyes became 'blind' from the glare.
After going outside, I was really surprised that there was
a fireplace next door that didn't explode.

2020: Yokohama, while waiting in Diamond Princess cruise for quarantine,
I fell very-sick. The illness was so severe that I died, as the doctor said
and from the laboratory results.

It all happened because the Lord JESUS is alive, and always
accompanies me.
I call Him Ompung-Manis, my dearest love.

Tuesday, July 28, 2020

Remebering our beloved mama 28 July 2020

Menjelang memperingati pulangnya mama ke-rumah Bapa-di-Surga, 28 July, 2002. Bagaimana kalau kita semua: buyut, cucu, anak, mantu menuliskan pengalaman kehidupan dengan mama, atau pengalaman mama? Yang kita alami sendiri, dengar dari mama sendiri, atau dari saudara mama? Plus kalau ada photos... 
Jual telur di pasar Grogol 
Pagi dini hari, mama dengan koh Endjien, atau koh Auw, atau koh Iyan, beli telor beberapa peti di Angke. Harus pagi sekitar jam 4, karena telor nya baru sampai di jam tersebut dari Jawa Tengah (Brebes?), dan kalau terlambat, bisa kehabisan . Di rumah, Ay Tien dan saya sudah menunggu, dan segera sortir telur menurut besarnya menjadi tiga kelompok. Telur yg (ter) besar, mennegah dan kecil. Karena telur yg besar bisa mendapat untung lebih. Telur ayam yg terutama dijual, dengan sedikit telur bebek. Mama mendapat Mama mendapat tempat di depan toko Tek-Sun-Ho, mungkin zusje Ay Tien masih ingat?, di pasar Grogol lama, dekat rel kereta-api. Sejak terbakar menjadi kompleks olahraga Grogol, dan pasar Grogol pindah ke Muwardi. Mama kenal baik baik dengan encek Tek Sun Ho, karena mama sering belanja terigu, gula, minyak dan lain-lain untuk bikin empek-empek. Belanja-an dikirim dan diterima dulu, bayarnya akhir bulan. Lumayan bisa dpaat barang dulu. Mama terpaksa jualan telur di pasar, karena penghasilan papa hanya cukup seminggu, untuk ke-lima anak-anak yang sedang tumbuh. Ini menurut mama, ya mungkin cukup untuk dua-tiga minggu, setelah mama jual kelebihan beras yg diperoleh dari kantor YUBM. Papa pegawai tinggi, (dan) tetapi jujur. Kejujuran merupakan pegangan hidup papa. "Crime does not pay." berulang kali papa katakan. Saya, dengan saudara2 lain ikut membantu mama sortir telur, lau sekitar jam 6 pagi buru-buru bawa ke pasar Grogol. Hanya sekitar beberapa menit dengan becak. Kemudian saya menemani mama jualan telur dipasar, karena saya sekolahnya siang. Di SD Grogol, sampai kelas 4. 
 Yg ci sian inget: Auw dulu suka ngedrop krupuk palembang gorengan mama k warung/toko2 dan jd auw ngompreng dg mobil nissan buat bantu keuangan mama.🌺❤️😍 Netty: Iya ci Sian .... Djien juga cerita sama netty kalau mama yang rajin goreng kerupuk Palembang dan Djien yg bawa kerupuknya untuk dititipkan jual ke toko Luxor (???) di daerah Roxy... beberapa hari sekali Djien mampir ke toko itu untuk melihat apa kerupuk nya masih ada... kalo sdh habis terjual mama goreng lagi dan Djien yg bawa lagi ke toko nya... zusje Ay Tien: Sejauh ingatan,sy sm mama sll naik becak ke toko superior di Roxi ut mengantar kerupuk palembang smp duduk aja susah dibecak krn bnyk ada beberapa kaleng didepan kami,mama berdagang kerupuk dgn menggoreng sendiri,memakai kayu bakar sampe2 lupa mengurus dirinya sendiri dan menjadi hitam mukanya pdhal sebelumnya kulitnya bgs itulah perjuangan seorg ibu,mama wanita yg hebat n kuat,we love you mama 🙏❤ : Ya semua kami kebagian ut tugas2nya krn hrs rutin. : Belakangan punya mobil nisan kl ga salah,sampe2 papa n mama memakai mobil itu dicarter ke Bogor membawa penumpang bila hr libur kerja ut menambah penghasilan krn minim ut menghidupi 5 anak,juga papa wkt itu meneruskan kuliahnya ut mengambil sarjana Acountingnya,puji Tuhan berhasil lulus mendpt gelarnya. : Kami pernah juga ke Lawang di Malang sm Nissan,senang skli berlibur dsna,papa sambil kerja ada tugas disana,kota yg bgs skli pemandangannya,kenangan yg ga akan terlupakan semasa kmi bersama papa mama🙏💝 : Seingat sy pd wkt itu (zaman) pernah susah ut mendpt minyak tanah ut memasak krn msh pake kompor,wah sampe2 hrs antere yg panjang ut mendptkannya. Tp kl skrg sy feet back sbg anak suka n duka kami merasakannya bersama ortu berkat papa yg jujur n mama yg strong kmi semua menjadi anak2nya yg berhasil,mama papa juga boleh Tuhan izinkan jalan2 keluar negeri smp ke Eropa, Asia,Israel hampir semua berkat kesabaran n ketekunan mereka,disisi lain ada keindahan n kesenangannya suatu hadiah dr Tuhan,kl sy renungkan,krn skrg sy sendiri merasakan sebagai ibu,suatu pengorbanan pasti akan menghasilkan buah2nya hanya Tuhan yg memberi n membalasnya( mysteri Yesus) krn buku semua orang ada pada Tuhan,bersjukur n berdoa senantiasa selagi msh diberi napas kehidupan,kmi semua tdk ada yg sempurna hanya sy mohon Roh Kudus sll membimbing,memimpin apa adanya sy n kepunyaan sy terutama anak,mantu cucu2 yg adalah harta terbesar yg Tuhan sdh berikan percayakan kpd sy,juga familie n teman2 tentunya,kmi mohon dkm doa n kasih Yesus yg telah diajarkannya kpd kmi semuanya,papa n mama sd tenang,damai dirumah Bapa disurga,kmi generasi penerus keanak cucu dpt mengambil hikmatnya yg baik ditiru n direnungkan,yg jelek diampuni,dilupakan,kami semuanya akan berpulang juga hanya waktu Tuhan,ber jaga2lah n siap,mohon maaf kl ada kesalahan kata2 sy,terima kasih Tuhan Yesus Kristus ut kesempatan n kepercayaannya dear broer Ping n kel besar Tjahjadi yg tercinta semuanya, yg diberikan kpd sy, peluk cium kmi GBU All 🙏💝🌹Gerard en Ay Tien 💋💋💋 iya cik Sian,Netty dan Ay Tien. Tugas koh Auw n koh Endjien yg drop, check, ambil/tukar kerupuk sisa yg engga laku setelah 2 or 3 hari? . Saya cuma sekali sekali . Begitu juga zusje Tien. Toko yg paling laku Kedai Sumatra, restoran Padang. Bisa setiap dua hari bawa kerupuk Palembang. Dan toko Supiori. Ibu yg punya Supiori pindah ke Toronto.Sekarang sudah umur 90 th lebih. Koh Jan: Rupanya semua anak2nya kompak bergotong royong utk bantu mama membikin spy dapur tetap berasap demi menghidupi kelima anaknya yg putra 4 org dan 1 putri. Sy juga ingat sewaktu sy berangkat sekolah membawa 1 klg krupuk sambil bersepeda ke resto Padang titip dan pulangnya mampir lagi utk ambil yg layu dan terima bayaran nya. Ngompreng dgn Nissan ke Bandung PP..mati mesin pas ditanjakan curam Ciloto namun Puji Tuhan bisa teratasi PP JKT Bdg dgn selamat demi itu utk menutupinya gaji papa yg habis utk 2 minggu dan keluarga harus survived Puji Tuhan semuanya telah bisa dilewati dan kita sekeluarga bisa dpt skg ini...Terharu bila mengenang ini semua atas kehebatan mama dan papa yg sangat jujur itu..sy pernah lihat papa kedatangan 2 org tamu dirumah memberi amplop sewaktu papa menjabat SBG kepala Bulog terus ditolaknya dan akibatnya terus diteror dalam jabatan pekerjaan nya..pulang melampiaskan kekesalannya kpd mama... Puji Tuhan haleluyah haleluyah.. Tuhan Maha Besar Kasih serta Penyayang,Aamiin zusje Ay Tien: Sy msh ingat juga papa sekel bs en imigrasi ke Ned krn papa pernah kerja diperusahaan Belanda kl ga salah 1957,mama mau tp papa ga mau,yah itulah kl ga kami semua sd di Ned,tp ceritanya lain lgi semuanya😘😃 

Jualan kerupuk Palembang 
Mama pesan kerupuk mentah yg bentuknya spt bunga itu dari Palembang. Dikirim dg paket. Satu paket sekitar 4 kg. Koh Endjien dan saya sering ambil paket-paket tsb di Kantor Pos pusat bagian paket. Letak nya di sebelah sekolah St Ursula, lapangan Banteng. Mama buat pembukuan penjualan pembelian di buku. Jurnal ini saya tiru sampai sekarang 👍🙏 Kerupuk Peser, mama buat sendiri. Dengan ikan Belida; yang makin sulit didapat, lalu di ganti dg ikan gabus. Ikan gabus juga makin langka, lalu mama pakai ikan tenggiri. Tak mau menyerah. Koh Jan: Aq juga sering ambil paket dikantor pos lap.banteng selesai sekolah dari SMP Della Strada...Ya kita semua bersaudara anak2 mama yg tercinta...Puji Tuhan.. Anak2 mama dan papa ... Shinta: Amin, 🙏Karena kita semua Manusia tidak pernah luput dari kesalahan 🙏1 Hal yg sy belajar dari Oma, Sederhana, pekerja keras tidak pantang menyerah, selalu bersikap apa adanya, Oma sangat menyayangi sel Kel nya, ❤️Gbu Always All Fam Tjahyadi 🙏🌹


Monday, June 29, 2020

Buat buka perjalanan hidup

Hari ini WA video dg Pastor Chris Santie MSC di Manado

2020 Covid-19 di Yokohama. Sembuh secara ajaib

2012 November sd May 2013 Farida sakit, sembuh secara ajaib
         Feb 2013 retret di Hamilton, Seattle WA

2009 rumah Boundary terbakar
selamat, fire Furnace tidak meledak

July 2000 pindah ke Boundary
August 1998 tinggal di parish Guardian Angel
1998 ke Canada

1998 kembali ke Jakarta
1986 belajar addictive opiat in Chiang Mai n Bangkok, Thailand
1983  ke Manado

1980 ke India 10 minggu, 4 minggu Chandigarh, 2 Minggu New Delhi, 4 Minggu di Bangalore

Kelahiran ketiga-nya ditolong oleh dr.Eddy Katimansah 
1981 anak ke-3

1978 anak ke-2

1976 anak ke-1 lahir sehat, 1987 dpt kejang petitmal pertama, 2005 -sekarang bebas kejang, dan sejak 2015 sudah bisa bekerja part-time

1975 menikah, setelah 6 tahun pacaran

1951 ke Jakarta dg kapal laut, hampir dibuang ke laut.. mbok yg gendong : Jangan nya-muda..

1950 ke Palembang
1949 lahir di Lahat, Sumatera Selatan, saat itu Belanda sudah pergi, tetapi Pemerintah Indonesia belum datang. Lahat menjadi daerah tak-bertuan. Engkong, pegawai Bukit Asam Batu Bara, yang ikut m,embangun jalan rel Tanjung-Enim,  membersihkan pistol di depan rumah. Di dalam rumah, semua ketakutan. Terdengar terikan dan tangisan di kejauhan... Engkong, papa dari mama memutuskan untuk segera ke Palembang kota yang lebih besar. Di Palembang, Engkong mempunyai beberapa keluarga. Dua tahun di palembang, kami sekeluarga ke Jakarta. setelah sebelumnya papa berangkat bersama Engkong ke Jakarta mempersiapkan rumah di Kayoa, Roxy.
Saya hampir di buang nkeluat, karena sepanjang perjalan di kapal laut Jakarta-Palembang, saya menangis. waktu itu sedang hamil adik bungsu. Mual, dan sakit kepala, mama sudah hampir membuang saya ke laut... untunglah Mbok yang mengasuh, memeluk saya kuat-kuat. " Jangan nya muda, jangan nyonya muda..."

1951 - sampai 1953 tinggal di Kayoa, syukurlah hanya 2 tahun
1953 kami pindhan ke Grogol. Daerah pemukiman yg bari dibuka. Di jl. Nurdin. Masih banyak burung kelelawar terbang pulang rumah ke daerah, di daerah seberanbg kali Grogol. langit terlihat sampai hitam. Banyak burung gereja. Daerah Trisakti, masih merupakan tempat kuburan, Empang Grogol ditanami ikan mujahir, tempat kami boleh memancing, setahun 1- 2kali. Dan berenang.


Tuesday, May 12, 2020

Selamat dari Neraka di Kapal Cruise Diamond Princess - Bagian 1 dan 2








Terima kasih Dr. E. Nugroho, yang telah membuatkan kedua videos ini.

Semua AKU yang punya

Saya telah di angkat dari lembah kematian oleh tangan TUHAN yang kuasa.
Isteri Farida dan saya, bersama dengan 4 teman Canada, ikut cruise Diamond Princess: 20 Jan sd 4 Feb 2020. Namun 04 Feb di Yokohama, kami tak bisa keluar, karena harus di karantina. Pada 7 Februari 2020, saya mulai sakit. Dimulai beringus, lalu batuk kering, tak nafsu makan, muntah, mau tidur terus, sakit kepala dan badan panas. Sampai panas 39.5 Celsius, akhirnya dirawat di Saiseikai Yokohamashi Tobu Hospital: 11 Feb sampai dengan 6 Maret, dengan diagnosa: ARDS, pneumonia Covid-19.
12 Feb nafas makin sulit, dan team dokter menganjurkan saya untuk dipasang ventilator. Saya menolak, karena ingat akan papa yang setelah memakai ventilator, tak bisa bicara sampai papa meninggal. Saya sadar waktu sudah dekat, minta pengakuan-dosa, dan sakramen Ekaristi dan Orang sakit. Untung Dodi mengenal Pastor Antonius Firmansyah SJ yang kebetulan bertugas di Tokyo. Saya diberikan Sakramen pengampunan-dosa dan Blessings melalui telpon, karena Pastor tidak dapat masuk ke RS.
“Sekarang sudah banyak kemajuan kedokteran. Ikuti saja pendapat dokter...”, desakan anak-anak dan isteri. Akhirnya 13 Feb saya menyatakan setuju, dan 14 Feb ventilator dipasang. Dalam ventilator, saya merasa berada di ruang yg sangat panas. Di Ujung kaki terlihat api warna merah kuning menyala-nyala. Saya takut mati. Saya panggil TUHAN Jesus.
“ Jesus datanglah, Jesus datanglah.” Saya teriak walaupun sebetulnya tak ada suara yang keluar.
“ Datanglah Jesus, biarlah saya memegang jubah-MU, maka saya akan sembuh.”
“ Mana janji-MU, Mana? Mana? “
“ ENGKAU bilang, mintalah, ketuklah, maka kamu akan mendapat.”
“ Mana janji -MU?”
“ Tetapi saya tak mau di jemput pulang, saya masih ingin melihat cucu-cucu menjadi besar.” Lalu terjadi tawar-menawar dengan malaekat TUHAN.
Lalu riwayat hidup saya di rewind. Diperlihatkan semua keburukan dan dosa-dosa saya. Lalai, pelit, sombong. Tiba-tiba terdengar suara
“Semua ini AKU yang punya !”
Saya menangis, menyesal sekali dan bertobat.
“ Jesus sembuhkanlah saya..”
Begitu permintaan saya ber-kali-kali sambil menangis. Kemudian saya tidak ingat apa-apa. Sayup-sayup saya mendengar suara dokter Kawai. Rupanya tanggal 20 Feb, ventilator dicabut, lalu saya dipindah ke ruang ICU-biasa, “ Saya mau cabut semua pipa, apakah boleh? ” Saya tidak bisa bilang apa-apa, karena badan saya lemah sekali. Bagaimana bila alat bantu ini diangkat? Dari jendela, Farida terlihat mengangguk-angguk kan kepala: “Setuju saja, ikuti saja perintah dokter.”
Saya anggukan kepala, semua pipa selang diangkat, sampai selang infus khusus untuk memasukkan obat dan ambil sample darah diangkat juga.
Sejak saat itu saya semakin membaik. Latihan duduk, berjalan sedikit dituntun, lalu berjalan sendiri dengan tiang infus. Dokter Nakajima memberikan rencana saya untuk keluar RS, yaitu:

“ Bila keadaan membaik, kamu akan dipindah ke kamar biasa. Lalu bila semua baik dan hasil test Covid-19 dua kali negatif, kamu boleh keluar RS.”
Saya tanya: “Kapan saya boleh keluar dari ICU?”, dokter tidak menjawab, lalu pergi.
Hanya perawat menjawab:, “Bila semuanya membaik." Artinya tak ada waktu yg pasti.

Saya tak mau mati, dan tak mau cacat. Saya segera, sebisanya, terus berlatih dengan semangat. Kalau tidak mengantuk saya jalan kaki, usahakan sedikit hanya 10 menit, dan sampai 3 x 30 menit sehari. Saya merasa hopeless dan useless. Untunglah perawat sangat baik, sampai ditanya hobinya apa. “Menyanyi.” Lalu perawat Izume mengajak saya bernyanyi bersama: “ I’ll just called to say I love you.”

Di Ruang ICU-biasa, 20-26 Feb, di kamar biasa 26 Feb--6 March. Tanggal 6 March, saya keluar RS, dan ke hotel bertemu kembali dg Farida. Langsung bisa latihan jalan di pertokoan di sekitar hotel. Syukur kami cepat sekali dapat tiket pesawat. Dalam dua hari, tanggal 8 Maret 2020, kami terbang kembali ke Ottawa.

Dari catatan isteri, ternyata saya sebenarnya sudah mati tanggal 17 Feb.
15 Feb: Petrus was in bad condition. Kata dr. Toyoda yang mengantar Farida melihat saya.
16 Feb P was worse
17 Feb P tidak ada harapan..
18 Feb... ajaib.. keadaan P membaik, ada gerakan bola mata.
19 Feb keadaan umum makin membaik. Lab membaik, dan direncanakan untuk extubasi 20 Feb, bila semua tetap membaik.
20 Feb intubasi dicabut. Puji Tuhan !

Untunglah Farida tidak kena covid, sehingga ia bisa menolong saya, sewaktu saya sakit. Agar dekat, Farida dapat menginap di RS. Sebelumnya RS hanya untuk orang yang sakit saja. Farida menginap di RS 14 Feb sd 1 Maret. Lalu pindah ke hotel 1 Maret.

Saya berterima kasih sekali atas bantuan pengobatan team dokter, perawat RS. Dan doa semua teman dan saudara, biarawan-biarawati, terutama isteri dan anak, yang telah berupaya mengetuk pintu ke-Rahim-an Tuhan. Saya mendapat doa-doa, puasa, dan perjamuan Misa Suci. Yang mendoakan saya, juga teman Kristen, Islam, dan yang tak beragama.

Sampai di Ottawa jam 1 am, dini hari hari 9 March 2020.
Di Ottawa, saya terus berlatih pernafasan, dan membaca Kitab Suci + doa rosario + doa Jesus meditasi satu jam setiap hari. Mohon terus rahmat TUHAN, pasca Covid masih membahayakan kesehatan. Bersyukur, puji TUHAN, saya bisa bertemu dan bermain dengan cucu-cucu. Hanya kerongkongan cepat kering, dan masih cepat capai.
Semuanya ini terjadi karena berkat dan bantuan TUHAN yang Mahakuasa. Yang menarik saya dari lembah kematian. TUHAN memberikan kesempatan saya hidup kembali, agar saya bisa mengajak orang lain datang dan menikmati berkat yang sama seperti saya alami. Amin.

Petrus T